Bagaimana Agar Motivasi Tetap Terjaga
Kita pasti sering bersemangat saat merencanakan sesuatu atau target pekerjaan. Biasanya sih karena ada motivasi awal yang memicunya. Misal lihat teman (kelihatan) sukses, kita langsung termotivasi untuk bisa ikutan sukses. Atau juga misalnya ingin belajar hal baru, semangat banget deh niatnya. Di awal memulai, kita komitmen untuk mencapai target dan … seiring berjalannya waktu kok semangat kita justru semakin memudar, persis seperti lampu patromak kehabisan minyak hehehe.
Aneh ya, padahal target jelas, niat sudah ‘lurus’ tapi kenyataan berkata lain, ibarat lari 100 meter, awasl start larinya kencang, namun ditengah-tengah melambat dan seringkali malah berhenti dijalan.
Apakah ada yang salah ? ya benar ada salahnya ! Saat kita mencanangkan niat untuk mencapai target tertentu, ini ada di pikiran kita yang disebut pikiran sadar. Kita dengan sadar mencanangkan niat dan komitment. Setelah mulai eksekusi prosesnya, disinilah letak salahnya. Ternyata niat dan komitmen saja tidak cukup. Ibarat lari 100 meter tadi, niat dan komitmen hanya mampu menemani kita diawal-awal start, selebihnya yang sangat banyak berperan justru kebiasaan kita yang berada di area pikiran bawah sadar.
Apalagi nih pikiran bawah sadar ?
Ok mari kita bahas sedikit, pikiran sadar dan pikiran bawah sadar
Pikiran sadar adalah pikiran kita yang berisi logika, analisa dan bersifat kritis.
Pikiran bawah sadar adalah tempat dimana memori, emosi, kebiasaan, persepsi dan keyakinan kita ter-install.
Jadi niat dan komitmen awal yang kita ‘bungkus’ dengan istilah motivasi tadi jelas tergagas di pikiran sadar. Sedangkan saat pelaksanaan alias eksekusinya, akan sangat banyak melibatkan pikiran bawah sadar kita. Berangkat dari pemahaman ini, kita mendapatkan semacam ‘rumus’ yang mujarab untuk persoalan motivasi ini.
Jika kita ingin motivasi tetap terjaga, itu artinya membawa niat dan komitmen sampai garis finish tadi, caranya adalah dengan meng-install niat dan komitmen tadi ke dalam pikiran bawah sadar. Lalu cara installnya bagaimana ? Yaitu dengan sering-sering ‘self-talk’ niat dan komitmen tadi, berupaya ‘merayu’ diri sendiri agar yakin bahwa target atau tujuan tadi tidak mengganggu diri, tidak ada penolakan dari diri, dimana ukuran objektifnya adalah kita sudah memiliki perasaan yang nyaman dan enak apabila target atau tujuan tadi selalu disebut atau diingat-ingat.
Nah jika ukuran objektif tadi sudah tercapai, baru kita bisa start dengan penuh rasa percaya diri bahwa target atau tujuan kita pasti bisa tercapai, karena kita sudah punya ‘teman’ sekaligus ‘pengawal’ yaitu pikiran bawah sadar kita sendiri yang dengan mekanisme alaminya (yang sumpah keren banget) akan selalu menjaga niat dan komitmen awal tadi untuk sampai ke garis finish.
Silahkan dicoba teman-teman 😉